Kabarpendidikan.com-NTT-Kurang
dari 3 hari lagi proses pendaftaran Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) secara resmi ditutup sejak dibuka
tanggal 01 – 8 Februari 2013 mendatang. Pada saat yang sama pula,
regulasi pendaftaran SNMPTN kali menyisakan banyak persoalan khususnya
sekolah-sekolah didaerah 3T (Terdepan, Terluar & Tertinggal) yaitu
akses internet yang sangat susah (jaringan internet lola) karena kondisi
geografis yang kurang mendukung alias berbukit-bukit, belum lagi
fasilitas penunjang lainya seperti SDM yang ada di sekolah tersebut.
Ditambah lagi seleksi masuk PTN tahun ini hanya menggunakan satu pintu
yaitu jalur undangan.
Dari jumlah peserta Ujian Nasional (UN)
Tahun 2013 tingkat SMA/SMK sederajat di NTT sebanyak 55.810 peserta yang
terdiri dari SMA 39.464 siswa dan SMK 16.346 siswa. UN yang akan
dilaksanakan pada 15 April mendatang (*data dinas PPO NTT). Sekitar
Ribuan bahkan lebih dari setengahnya 70 % dari jumlah peserta UN kali
ini terancam gagal masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pada tahun 2013 mendatang.
Sejumlah kepala SMA/SMK/MA di NTT
semakin mengkhawatirkan nasib siswanya yang terancam tidak bisa
mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun
2013 ini. Setidaknya itu diungkapkan oleh Ismail Jehana S.Ag, Kepala
Madrasah Aliyah (MA) Lembor kabupaten Manggarai Barat NTT setelah
dihubungi via handphon dini hari tadi. Dia mengakui, disamping sosialisasi dari dinas terkait tentang fase-fase
pendaftaran SNMPTN masih minim, pada saat yang sama pula sampai hari
ini pihaknya mengaku mengalami banyak kendala dalam proses pendaftaran
via online, karena cukup banyak data yang harus di imput seperti
Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) baik dari data sekolah maupun
siswa itu sediri.
Ungkapan kepala sekolah diatas tadi,
merupakan salah satu contoh dari sekian sekolah yang berada di daerah 3T
yang biasa kita kenal dengan sekolah serba keterbatasan. Belum lagi
persiapan-persiapan menghadapi kurikulum baru tahun 2013 yang hingga
hari ini sosialisasinya kurang merata khususnya di daerah-daerah 3T.
Proses perubahan seleksi pendaftaran
SNMPTN 2013 dan perubahan kurikulum dari kurikulum lama, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke kurikulum 2013, memang sangat
diperlukan mengingat banyak sekali kelemahan. Tapi masalahnya “sudah
siapkah instansi pendidikan dan elemen terkait, pihak sekolah terutama
para guru jika diadakan perubahan”. Tentu belum siap, terlebih kualitas
para guru yang masih dipertanyakan. Bukan maksud hati untuk merendahkan
kredibilitas para guru, tapi kenyataan memang demikian terutama di
daerah terpencil. Kalau persolannya demikian, yang disana hobi
menciptakan ide atau topik baru daripada memanfaatkan dan memaksimalkan
yang sudah ada. *Cetus Sumardi salah seorang Pemerhati Pendidikan NTT.
Oleh:Mansur Amriatul, S.Pd
Guru Terpencil Indonesia (Eks SM3T Univ. Negeri Semarang – Kabupaten Manggarai NTT)
Sumber : http://kabarpendidikan.com/?p=599
Posting Komentar