News Update :
Home » » Ruang Dialektis (RIBUAN SISWA DIDAERAH 3T TERANCAN GAGAL MASUK PTN)

Ruang Dialektis (RIBUAN SISWA DIDAERAH 3T TERANCAN GAGAL MASUK PTN)

Penulis : PPG SM-3T UNM on Selasa, 16 April 2013 | 16.37

RIBUAN SISWA DIDAERAH 3T TERANCAN GAGAL MASUK PTN
pelajar daftar kuliahKabarpendidikan.com-NTT-Kurang dari 3 hari lagi proses pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) secara resmi ditutup sejak dibuka tanggal 01 – 8 Februari 2013 mendatang. Pada saat yang sama pula, regulasi pendaftaran SNMPTN kali menyisakan banyak persoalan khususnya sekolah-sekolah didaerah 3T (Terdepan, Terluar & Tertinggal) yaitu akses internet yang sangat susah (jaringan internet lola) karena kondisi geografis yang kurang mendukung alias berbukit-bukit, belum lagi fasilitas penunjang lainya seperti SDM yang ada di sekolah tersebut. Ditambah lagi  seleksi masuk PTN tahun ini hanya menggunakan  satu pintu yaitu jalur undangan.
Dari jumlah peserta Ujian Nasional (UN) Tahun 2013 tingkat SMA/SMK sederajat di NTT sebanyak 55.810 peserta yang terdiri dari SMA 39.464 siswa dan SMK 16.346 siswa. UN yang akan dilaksanakan pada 15 April mendatang (*data dinas PPO NTT). Sekitar Ribuan bahkan lebih dari setengahnya 70 % dari jumlah peserta UN kali ini terancam gagal masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pada tahun 2013 mendatang.
Sejumlah kepala SMA/SMK/MA di NTT semakin mengkhawatirkan nasib siswanya yang terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2013 ini. Setidaknya itu diungkapkan oleh Ismail Jehana S.Ag, Kepala Madrasah Aliyah (MA) Lembor kabupaten Manggarai Barat NTT setelah dihubungi via handphon dini hari tadi. Dia mengakui, disamping sosialisasi dari dinas terkait tentang fase-fase pendaftaran SNMPTN masih minim, pada saat yang sama pula sampai hari ini pihaknya mengaku mengalami banyak kendala dalam proses pendaftaran via online, karena cukup banyak data yang harus di imput seperti Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) baik dari data sekolah maupun siswa itu sediri.

Ungkapan kepala sekolah diatas tadi, merupakan salah satu contoh dari sekian sekolah yang berada di daerah 3T yang biasa kita kenal dengan sekolah serba keterbatasan. Belum lagi persiapan-persiapan menghadapi kurikulum baru tahun 2013 yang hingga hari ini sosialisasinya kurang merata khususnya di daerah-daerah 3T.
Proses perubahan seleksi pendaftaran SNMPTN 2013 dan perubahan kurikulum dari kurikulum lama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke kurikulum 2013, memang sangat diperlukan mengingat banyak sekali kelemahan. Tapi masalahnya “sudah siapkah instansi pendidikan dan elemen terkait, pihak sekolah terutama para guru jika diadakan perubahan”. Tentu belum siap, terlebih kualitas para guru yang masih dipertanyakan. Bukan maksud hati untuk merendahkan kredibilitas para guru, tapi kenyataan memang demikian terutama di daerah terpencil. Kalau persolannya demikian, yang disana hobi menciptakan ide atau topik baru daripada memanfaatkan dan memaksimalkan yang sudah ada. *Cetus Sumardi salah seorang Pemerhati Pendidikan NTT.
Oleh:Mansur Amriatul, S.Pd
Guru Terpencil Indonesia (Eks SM3T Univ. Negeri Semarang – Kabupaten Manggarai NTT)
Sumber : http://kabarpendidikan.com/?p=599
Share this article :

Posting Komentar

Popular posts

 
Design Template by AmranElka | Support by creating website | Powered by Blogger